Apa itu Deep Learning?

Istilah Deep Learning yang dipakai oleh Mendikdasmen tidak sama dengan istilah Deep Learning yang lazim digunakan dalam ranah Artificial Intelligence (AI). Dalam konteks pendidikan, Deep Learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman konsep dan penguasaan kompetensi secara mendalam dalam cakupan materi yang lebih sempit. 


Dalam Deep Learning, siswa didorong untuk secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan menyelami topik yang sedang dipelajari, sehingga ia dapat menjelajah lebih dalam dan menikmati keindahan panorama dari topik tersebut.


Pendekatan pembelajaran Deep Learning (belajar secara mendalam) adalah kontras dari pendekatan pembelajaran Surface Learning (belajar di permukaan) yang berusaha membahas banyak materi secara luas dengan mengorbankan proses pemahaman dan peningkatan kompetensi dari para peserta didik. Siswa akhirnya hanya terpaksa menghapal banyak hal tanpa dapat memaknai, memiliki, dan menikmati proses pembelajarannya.


3 Elemen Utama dalam Deep Learning

Menurut Mendikdasmen Abdul Mu’ti, pendekatan pembelajaran Deep Learning dapat tercapai melalui 3 elemen utama, yakni Meaningful Learning, Mindful Learning, dan Joyful Learning

Melalui proses Meaningful Learning, siswa dapat memaknai hal-hal yang sedang ia pelajari. Kemudian, melalui proses Mindful Learning, siswa dapat menjadi agen aktif yang secara sadar berniat untuk mengembangkan pemahaman dan kompetensinya. Proses Joyful Learning membuat siswa menjadi termotivasi dalam menjalani proses pembelajarannya.

1. Meaningful Learning

Teori Meaningful Learning yang dicetuskan oleh David Ausubel menjelaskan proses pembelajaran dimana guru membantu siswa untuk mengaitkan konsep baru yang akan diajarkan dengan konsep-konsep yang sebelumnya sudah mereka pahami. Proses belajar Meaningful Learning ini bertujuan agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. 

Misalnya, untuk memperkenalkan penjumlahan pecahan, kita bisa mulai dengan penjumlahan benda-benda yang lebih    konkret terlebih dahulu.

2. Mindful Learning

Mindful Learning seringkali dikenal sebagai metakognisi dalam teori pendidikan. Dalam Mindful Learning, siswa diajak untuk senantiasa sadar akan proses pembelajaran yang sedang ia jalani. Kesadaran ini terdiri dari beberapa aspek: 



3. Joyful Learning

Joyful Learning menekankan pentingnya menciptakan suasana belajar yang positif agar siswa dapat menikmati setiap  bagian dari proses pembelajaran.

Contohnya, pendekatan pembelajaran melalui permainan (game) atau aktivitas interaktif dapat membuat siswa lebih antusias dalam belajar.

Hal ini penting untuk mendorong anak-anak agar lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan menikmati pengalaman belajarnya. Terlebih lagi jika dipadukan dengan aspek meaningful dan mindful learning, kita berharap siswa dapat memiliki motivasi intrinsik dalam belajar dan akhirnya menjadi pembelajar sepanjang hayat.


Benarkah Deep Learning akan Menggantikan Kurikulum Merdeka?

Pendekatan Deep Learning yang diusulkan Mendikdasmen Abdul Mu’ti ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti Kurikulum Merdeka, melainkan sebagai pendekatan pembelajaran baru yang bisa saja diterapkan di dalam kurikulum yang ada.

Artinya, Deep Learning bukanlah kurikulum baru, melainkan pendekatan pembelajaran yang menitikberatkan pada pemahaman konsep dan eksplorasi secara mendalam.

Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa pendekatan ini di masa depan akan mempengaruhi penyusunan kurikulum di Indonesia, tergantung bagaimana implementasinya berjalan dan dampaknya terhadap peningkatan kualitas belajar siswa. 

Saat ini, keputusan untuk mengganti Kurikulum Merdeka masih dalam pertimbangan dan Deep Learning tetap diposisikan hanya sebagai pendekatan pembelajaran yang diutamakan. Terlebih lagi, kita juga ingat bahwa Kurikulum Merdeka sendiri juga sudah mengurangi cakupan topik dan mengedepankan keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran dan penguatan kompetensi siswa.